Puisi Ferdinan De J Saragih di Sindo I

Minggu Seputar Indonesia, 23 November 2008
Mencintai Tanpa Alasan

Kau sering bertanya
Mengapa kau mencintaiku
Lalu kujawab
Aku mencintaimu tanpa alasan
Mukamu murung mendengarnya
kau tak mengerti maksudku

Kucoba menjelaskanya untukmu
Aku mencintaimu
Bila aku dapat merasakan aku ada
Aku merindukanmu tanpa batas
Cinta darimu telah mewarnai darahku
Kau lebih dari syair lagu atau sajakku

Bandung, 2008


Lupa Diri

Gedung-gedung megah dan kursi empuk
Kau hinggapi setiap hari
Terasa nyaman olehmu, bukan?
Makan dari keringat rakyat, jerit payahnya

Kau lupa, atau pura-pura lupa
Seribu janji yang kau sorakkan
Kau bisa duduk dikursi itu, Karena siapa?
Rakyat- rakyat yang kau bodohi

Tidak ada hati nurani, lalu lupa diri
Membebani rakyat kecil
Sadarlah, apa kamu lupa dunia akhirat?
Kelak membakarmu oleh api Neraka

Bandung, 2008



Sepenggal kemuliaan Petani

Aku dibesarkan oleh tanah-tanah Negriku
Tempat petani menguras tenaga
Memberikan makanan untuk masyarakat bangsa

Pekerjaan mulia itu selalu di emban
Petani-petani Negriku

Sesuatu yang tidak adil pikirku
Petani simbol kemiskinan
Direndahkan

Bayangkan jika petani mogok kerja
Mau makan apa masyarakat bangsa ini
Semua akan pupus
Kelaparan

Mati,
Mati,
Mati

Bandung, 2008


Sebatas Ungkapan


Suara-suara perubahan terucap bagaikan air mengalir
Menggugah segala pikiran rakyat jelata
Suaramu lantang memberikan suatu keyakinan
Tentang, adanya suatu perubahan

Hari itu kau terpilih menjadi komandan rakyat
Mengemban tugas begitu berat
Rakyat sangat berharap kau jadi palutan
Suatu perubahan, mereka nanti

Hari ini semua ucapan lantangmu termakan setan
Lenyap seiring berputarnya tujuan
Janji-janji itu sunyi tertinggal waktu
Hilang, ketika jabatan sudah ditangan

Setia Budhi, 2008


Bertiga telah tenggelam


Cinta itu indah
Jika terarah
Lurus mengiringi jalan-jalan
Tak ada labirin berkelok

Malam ini telah sirna
Bertiga terduduk
Oleh nikmatnya anggur merah
Oleng oleh karang nikotin

Kami terbelenggu diam
Cinta telah terbang
Dalam pikiran melayang
Hingga esok pagi

Cipaku, 2008


Keinginanku

Aku ingin dikenal segenap manusia
Ya, mungkin seperti seleb
Aku tidak ingin menjadi seleb
Aku ingin menjadi penyair saja

Penyair yang tidak dipandang sebelah mata
Membangun
Mengkritik
Dan tidak unjuk gigi saja

Sigodang, 2007


Ferdinan De J Saragih
lahir di Sigodang, Sumatra Utara, 4 Desember 1988. Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung. Penulis, blogger (www.rayapost.blogspot.com). Puisinya tergabung pada antologi Karnaval Kupu-kupu dan Penyair Muda.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel